Rupiah Jadi Mata Uang Melemah Terparah 2018

Rupiah
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih terus tertekan. Indonesia menjadi negara yang mata uangnya mengalami depresiasi terparah ketiga sejak awal tahun 2018.

Berdasarkan data Reuters, Senin (26/3/2018), nilai tukar rupiah telah melemah secara year to date sebesar 1,3%. Rupiah terhadap dolar AS paling lemah mencapai Rp 13.800/US$ pada 1 Maret 2018. Sedangkan posisi terkuatnya Rp 13.265/US$ pada 25 Januari 2018.

Secara rata-rata nilai tukar rupiah sejak awal tahun berada di posisi Rp 13.565,08/US$.

Bank Indonesia (BI) mencatat pada Februari 2018, secara rata-rata harian rupiah melemah sebesar 1,65% menjadi Rp 13.603/US$. Sementara pada Januari 2018, BI mengungkapkan rupiah menguat sebesar 1,36% menjadi Rp 13.378/US$.

Dalam siaran pers pada 22 Maret 2018, BI melihat pelemahan rupiah ini diakibatkan kondisi ekonomi global. Terutama melalui pernyataan Fed Chairman yang lebih hawkish mendorong ekspektasi pasar akan kenaikan suku bunga FFR yang lebih cepat dan lebih tinggi. 

"Hal tersebut mendorong pembalikan modal asing dan tekanan pelemahan nilai tukar pada berbagai mata uang dunia termasuk Indonesia. Pelemahan rupiah masih berlangsung pada awal Maret 2018 seiring dengan memburuknya sentimen pasar terkait dengan penerapan inward-oriented trade policy yang dikhawatirkan mendorong retaliasi dari negara lain," demikian penjelasan BI. 

"Bank Indonesia akan terus mewaspadai meningkatnya risiko ketidakpastian pasar keuangan global dan tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar sesuai dengan nilai fundamentalnya dengan tetap menjaga bekerjanya mekanisme pasar," terang BI.

Dibandingkan dengan mata uang negara lain, Rupiah tercatat yang paling parah ketiga.

Routers


Reuters mencatat, pelemahan mata uang yang paling parah yakni Rupee (India) yang terdepresiasi mencapai 1,9%. Sedangkan kedua terparah yakni dolar Australia yang mencapai 1,4% kemudiaan diikuti rupiah dan Won (Korea Selatan).


Sumber : cnbcindonesia



No comments